Aktifasi Remote Desktop Lewat Console

Desktop GNOME menyediakan fasilitas remote desktop yang dapat diaktifkan melalui GNOME control panel. Tetapi terkadang kita perlu mengaktifkannya melalui console, misalnya kita login melalui SSH dan ingin mengaktifkan remote desktop di computer target. Caranya dengan perintah:

gconftool-2 -s -t boolean /desktop/gnome/remote_access/enabled true

Dan untuk mematikan service remote desktop:

gconftool-2 -s -t boolean /desktop/gnome/remote_access/enabled false

Petrus Blogger

Post ini dibuat dengan Petrus Blogger, sebuah blogging client yang dibuat dengan Java. Fitur-fiturnya sudah cukup untuk melakukan posting. Untuk download Petrus blogging client kunjungi http://sourceforge.net/project/showfiles.php?group_id=167260.

Banyak Pengalaman = Sukses?

Pepatah bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik. Banyak orang percaya kalau orang yang sudah banyak pengalaman itu pasti bisa sukses.

Apa benar demikian? Ternyata, dalam seminar "Manusia Terkini" oleh Leonardo A. S., diungkapkan bahwa, untuk dapat bersaing, pengalaman saja tidak cukup dan tidak dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan untuk masa sekarang apalagi masa yang akan datang.

Kita harus terus meng-upgrade diri kita, artinya kita jangan berhenti belajar.

Dunia ini terus berubah. Pengalaman kita di masa lalu hanya dapat menjadi referensi saja. Apalagi... kita-kita ini yang bergerak di dunia IT. Teknologi berkembang terus, kalau kita terus terpaku pada teknologi lama, kita akan ketinggalan!

Notecase

Ada aplikasi bagus untuk catat-mencatat. Namanya Notecase, yang akan saya pakai untuk mencatat jurnal harian, yah seperti diary. Ini yang sudah lama saya cari. Tool untuk outline dengan manajemen notes berbentuk tree.

Di windows dulu pakai KeyNote. Di hape juga ada, namanya JKeyNote. Sekarang di linux bisa pakai Notecase, dan ada versi Windowsnya pula. Lumayan lengkap fiturnya, basic text formatting, bisa memasukkan image, dan bisa enkripsi dengan password juga. Nice!

Manusia Terkini: Berani Berubah

Kemarin ikut kebaktian tengah minggu dengan topik 'Menjadi Manusia Terkini'. Pembicaranya Leonardo Sjamsuri. Ada 3 syarat yang dia kemukakan untuk menjadi manusia terkini. Salah satunya adalah BERANI BERUBAH.

Yang menarik, saat Pak Leonardo memulainya dengan bertanya pada audiens 'Berubah itu gampang atau susah?'. Beberapa audiens (termasuk saya) menjawab susah.

Ternyata, untuk berubah itu tergantung pada cara pandang kita terhadap perubahan tersebut. Kalau kita berpikir bahwa untuk berubah itu sulit, maka kita akan kesulitan dalam melakukan perubahan tersebut. Sebaliknya, kalau kita berpikir bahwa perubahan tersebut akan mudah, maka kita akan lebih optimis, sehingga setiap tantangan akan kita hadapi dengan penuh semangat.

Berubah atau mati!

Back To Hardy Heron

Setelah beberapa bulan beralih ke Zenwalk, dan beberapa minggu mencoba Dreamlinux, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Ubuntu Hardy Heron. Tidak ada alasan teknis yang cukup signifikan, hanya faktor selera saja yang dominan.

Tapi mungkin ada yang cukup berpengaruh yaitu faktor support untuk Ubuntu, dan pada dasarnya saya menyukai distro Debian dan turunannya.

Saya kira Zenwalk cukup bagus. Dan prospeknya cukup menjanjikan. Dan Dreamlinux memberikan ramuan tampilan desktop yang dapat membuat saya betah beberapa minggu dengannya.

Sekali lagi, mungkin faktor selera yang dominan dalam pengambilan keputusan saya untuk me-reinstall komputer kerja saya dengan Hardy Heron. Stuck on Ubuntu? Kita lihat saja perkembangannya... ;)

Happy Linux-ing

EJB 3

EJB 3 merupakan pengembangan dari spesifikasi EJB yang ternyata mempermudah pemrograman EJB. Penggunaan anotasi dan kompatibilitas dengan persistence engines seperti TopLink dan Hibernate membuat saya memutuskan untuk seterusnya menggunakan spesifikasi EJB 3 untuk membangun aplikasi enterprise dengan Java.

Apalagi dengan dukungan dari IDE NetBeans mulai versi 6. Membuat aplikasi database menjadi lebih mudah dan cepat.

Linux kernel 2.6.25 dan driver nVidia

Upgrade ke kernel 2.6.25 menimbulkan masalah. Driver nVidia tidak bisa jalan karena kernel berubah. Hal ini berarti harus compile ulang driver.

Cukup dengan menjalankan arsip executable yang diberikan oleh nVidia, maka seharusnya driver langsung dapat dicompile. Ternyata tidak bisa, sebab ada beberapa referensi ke kernel lama. Seteleh bertanya pada mbah google, ketemu juga jawabannya dari
http://www.nvnews.net/vbulletin/showthread.php?s=99b40a866e88546e199277b244ff6bab&t=110088

Ternyata ada patch-nya dan tinggal menjalankan installer nVidia seperti biasa plus argumen --apply-patch . Nanti akan dihasilkan installer baru yang sudah di-patch.

Installer yang sudah di-patch tersebut baru dapat dijalankan dengan mulus di kernel 2.6.25 Zenwalk saya.

JDK 6: Locking assertion failure

Setelah upgrade Zenwalk, program Java jadi tidak mau jalan, dengan pesan error yang diawali: Locking assertion failure.

Ternyata ini disebabkan oleh adanya perubahan di salah satu extension Xorg, yaitu Xinerama yang baru di-upgrade. Setelah browsing, begini cara memperbaikinya:

Di terminal ketik:

untuk sun-java 5:
sed -i 's/XINERAMA/FAKEEXTN/g' /usr/lib/jvm/java-1.5.0-sun-1.5.0.11/jre/lib/i386/xawt/libmawt.so

untuk sun-java 6:
sed -i 's/XINERAMA/FAKEEXTN/g' /usr/lib/jvm/java-1.6.0-sun-1.6.0.00/jre/lib/i386/xawt/libmawt.so

Maka program Java pun kembali bisa dijalankan.

EJB3 + Hibernate + NetBeans

Kita bisa membuat program database dengan lebih mudah menggunakan NetBeans IDE, memanfaatkan spesifikasi EJB3 dan Hibernate persistence. Malahan NetBeans mulai versi 6.0 sudah menyediakan template project untuk membuat database desktop application yang sangat mempermudah proses pembuatan aplikasi database berbasis desktop.

Namun, saya di sini ingin sharing pengalaman saya dalam membuat aplikasi database berbasis desktop yang memanfaatkan EJB3 dan Hibernate.

1. Install NetBeans plugins. Plugins yang perlu diinstall:
a. Hibernate Support
b. Hibernate Library
2. Download library Hibernate Entity Manager dari sini.
3. Anda juga mungkin perlu mendownload satu library yang diperlukan hibernate, yaitu javaassist dari sini.
4. Masukkan semua jar yang disertakan pada paket Hibernate Entity Manager dan juga javaassist.
5. Jika perlu masukkan juga library Hibernate yang terinstall dari plugins Hibernate Library. Klik kanan pada folder libraries project anda, lalu pilih Add Library, cari Hibernate.

Selanjutnya adalah membuat Database Persistence Unit untuk project anda. Caranya, click kanan pada project anda, lalu pilih New > others > Persistence > Persistence Unit.
Pada wizard yang ditampilkan, beri nama persistence unit anda, dan pilih Hibernate sebagai persistence library-nya. Jika tidak ada Hibernate dalam daftar, pastikan anda telah menyertakan semua library yang diperlukan.

Wizard ini mengharuskan anda memilih koneksi yang akan digunakan. Anda dapat membuat koneksi baru atau koneksi yang telah anda buat di Database service. Koneksi ini harus diisi, namun sebenarnya dapat anda rubah setelah persistence unit-nya jadi.

Firefox 3 rc1 Linux

Browser yang satu ini menurut saya memang menyenangkan, karena kita dapat menambahkan bermacam-macam addon dan plugins yang dapat membuat pengalaman browsing kita lebih nyaman dan menyenangkan.

Pada saat tulisan ini dibuat, Mozilla Firefox sudah merilis versi 3 rc1. Yang membuat saya cukup heran, Mozilla sudah merelease candidate 1 version 3 ini dalam beragam bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Cukup lengkap untuk suatu release candidate.

Sebenarnya saya sudah mencoba browser ini di distro ubuntu, tapi karena sekarang saya lebih banyak bekerja dengan distro Zenwalk, maka saya pun penasaran ingin menginstall Firefox 3 rc1 ini di distro Zenwalk.

Setelah download paket tar.gz dan mengekstraknya, ternyata kita langsung dapat menjalankannya, cukup jalankan:
./firefox
dari terminal, atau jika ingin lebih mudah, buat saja launcer di desktop. Pada pertama kali saya mencoba menjalankan Firefox 3, tidak langsung berhasil, sebab yang muncul malah browser Iceweasel bawaan dari Zenwalk 5.0. Ternyata hal itu disebabkan karena pada saat saya menjalankan firefox, ada Iceweasel yang sedang aktif. Setelah saya tutup Iceweasel-nya, barulah browser ini dapat berjalan dengan mulus.

Instalasi Dosemu di Zenwalk

Distro Zenwalk tidak menyediakan paket dosemu pada repository mereka. Begitu pula dengan Slackware, paket dosemu tidak ada dalam repository mereka. Oleh sebab itu instalasi harus dilakukan secara manual.

Instalasi lengkap dos emulator yang dapat digunakan terdiri dari 2 software, yaitu dosemu dan freedos. Dosemu sebagai emulator, dan freedos menyediakan program-program pengganti yang biasa kita temui di lingkungan dos.

Situs resmi dosemu menyediakan 2 cara instalasi. Yang pertama adalah dengan men-download source-code dosemu, kemudian melakukan kompilasi dan instalasi manual. Sedangkan cara kedua adalah dengan memakai langsung distribusi binary dosemu, sehingga hanya tinggal copy-paste saja.

Saya mengambil cara yang pertama untuk dosemu, dan cara kedua untuk freedos. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

A. Instalasi Dosemu
  1. Download source code dosemu dari http://dosemu.sourceforge.net/stable/ (atau klik di sini untuk langsung men-download versi terbaru)
  2. Ekstrak ke direktori lokal dengan: tar -zxvf dosemu-x.x.x.tgz
  3. cd ke direktori hasil ekstrak: cd dosemu-x.x.x
  4. Compile dan Install
    1. ./configure --prefix=/usr
    2. make
    3. su
    4. make install
B. Instalasi FreeDOS
  1. Download paket binary FreeDOS dari http://dosemu.sourceforge.net/stable/ (atau klik di sini untuk mendownload versi terbaru).
  2. Ekstrak ke direktori lokal dengan: tar -zxvf dosemu-freedos-x.x-bin.tgz
  3. cd ke direktori hasil ekstrak: cd dosemu.
  4. Salin isi direktori freedos ke direktori drive_z di /usr/share/dosemu:
    1. su
    2. cp freedos /usr/share/dosemu/drive_z
Kemudian jalankan dosemu dari terminal. Apabila anda menjalankannya dari terminal emulator di X, maka otomatis yang dijalankan adalah xdosemu. Pada saat pertama kali menjalankan dosemu, anda akan diberikan opsi untuk memilih jenis konfigurasi dosemu:












Saya sendiri memilih pilihan default yaitu pilihan nomor 1. Namun apabila kita memilih opsi nomor 1 ini, dosemu akan memunculkan error, yang menyatakan dia tidak dapat memuat ems.sys dan cdrom.sys. Apabila ini terjadi, tutup saja dosemu, kemudian jalankan lagi, maka kali ini dosemu berjalan dengan lancar.

Mencicipi Zenwalk

Zenwalk adalah sebuah distro Linux yang dikembangkan dari distro Slackware. Saya mendapatkan ISO image-nya dari salah satu majalah Linux. Sebetulnya sih, awalnya hanya iseng, mau mencoba meng-install distro yang termasuk dalam kategori lightweight distro ini. Itu juga karena saya gagal meng-install M$ Window$ expi karena CD-nya rusak... :P

Instalasinya berbasis teks, jadi mungkin membuat para pemula menjadi takut. Tetapi sebenarnya kalau diikuti langkah-langkahnya sangat mudah dan tampaknya memang dirancang sesederhana mungkin. Jadi untuk para pemula, dengan asistensi baik secara langsung maupun jarak jauh melalui internet pasti bisa meng-install distro ini pada mesin mereka.

Proses instalasinya cukup cepat. Saya menyelesaikan instalasinya kurang lebih 15 menit pada laptop Toshiba Satellite Pro M10 saya. Tampilan mulai dari bootloader, startup, sampai layar login-nya ternyata sudah grafis semua. Cukup mengesankan. Setelah login, kita akan dibawa pada lingkungan desktop XFCE yang merupakan default dari Zenwalk. Hal ini tentu saja sesuai dengan salah satu tujuan mereka untuk menyuguhkan desktop modern namun sederhana dan cepat.

Karena pekerjaan saya adalah membuat program, maka hal pertama yang saya lakukan adalah meng-install Java SDK dan NetBeans IDE. Semuanya berjalan dengan lancar. Hanya saja saya belum selesai meng-install dosemu (dos emulator). Tapi tampaknya akan selesai hari ini, sebab sambil menunggu kompilasi saya menulis blog ini... hehehe...

Selanjutnya seperti biasa saya meng-install driver VGA card yang terpasang di laptop saya, yaitu NVidia GeForce4 420 Go. Proses instalasinya juga lancar. Tetapi ada masalah saat Xorg mencoba memuat kernel module nvidia. Modulnya tidak dapat ditemukan, padahal file driver-nya ada di tempat seharusnya. Ternyata masalah ini kemudian dapat diatasi dengan menjalankan 'depmod' dan 'ldconfig' oleh root.

Kemudian saya hunting wallpapers, style, icon, dan window decoration. Jadilah desktop bertema minimalis. Pada waktu saya akan memulai browsing internet, saya awalnya cukup aneh dengan nama browser bawaan Zenwalk. Browsernya bernama Iceweasel. Usut punya usut, ternyata browser ini merupakan browser Firefox yang diganti namanya. Mengapa diganti namanya? Lihat saja di: sini.

Satu hal yang saya rasa cukup penting juga adalah tentang fitur compositing yang didukung oleh XFCE. Fitur ini akan memungkinkan kita menjalankan efek-efek shadow dan transparencies. Efek-efek ini menurut saya dapat membantu kita karena dapat membagi konsentrasi pada window-window aktif dan non-aktif.

Ok, saya coba menyimpulkan review distro Zenwalk ini dalam bentuk 'plus' dan 'minus'

++ PLUS ++
1. Instalasi yang mudah walaupun dalam mode teks.
2. Berjalan cukup cepat.
3. Desktop XFCE yang ringan tapi modern.
4. Sistem pengelolaan paket software yang cukup baik.
5. Menyertakan wicd Network manager untuk mempermudah konfigurasi jaringan baik wired maupun wireless.

-- MINUS --
1. Aplikasi Office bawaan yang kurang powerfull: Abiword & Gnumeric
2. Music player bawaan GMusicBrowser yang cara kerjanya agak aneh, dan sering menyebabkan masalah dengan xfce4-panel.

Secara garis besar, distro ini cocok baik untuk pemula maupun pengguna ahli. Hanya saja bagi pengguna kantoran mungkin perlu meng-install paket aplikasi office yang lebih powerfull seperti OpenOffice.

Berikut beberapa screenshots



Zenwalk 5 +NetBeans 6.1

Zenwalk 5 + Firefox 3 rc1

Mini 4WD!!

Mini 4wd: mainan waktu jaman SD ini memang ada musim-musimnya. Saya sendiri saat ini sedang keracunan koleksi mainan ini. Mungkin kita masih ingat seri kartun Dash Yonkuro yang pernah ditayangkan di TVRI. Waktu dulu sih saya hanya sempat menonton beberapa seri saja karena hari minggu saya rajin sekolah minggu di gereja. Jadi saya nonton kalau saya sedang sakit... :)

Nah... waktu SMP malah sempat ada lomba kecil-kecilan di sekolah. Teman-teman membawa mobilan mereka dan balapan di depan aula. Waktu itu saya sekolah di SMP Negeri 3 Cimahi. Saya lupa kapan pertama kali saya membeli mini 4wd. Sebelum membeli mini 4wd, saya sempat main dengan saudara saya yang tinggal di Bandung kota (saya tinggal di Bandung gunung hehe.. :), dia punya Dash 0 Horizon. Hebatnya lagi, ayahnya membuatkan track oval, saya ingat sekali track itu terbuat dari tripleks dan ada jumping-annya.

Sejak saat itu saya ingin sekali membeli sebuah mini 4wd, tapi keinginan itu saya tahan-tahan karena saya tahu kemampuan ekonomi orang tua saya ya... tidak termasuk susah sih, tapi kalau untuk mainan waktu itu saya merasa tidak enak kalau memaksa-maksa. Akhirnya saya menabung untuk membeli mini 4wd. Setelah beberapa lama, saya akhirnya bisa juga membeli satu mobil mini 4wd. Modelnya Cyclone Magnum. Tapi mereknya bukan Tamiya. Saya ingat suaranya berisik sekali dibandingkan dengan Dash 0 Horizon punya saudara saya yang Hening sekali. Sekarang di mana ya... :)

Beberapa tahun kemudian saya beli lagi modelnya Gamma Boomerang, bukan merek Tamiya juga :( Padahal waktu itu saya ingin sekali beli yang mereknya Tamiya. Tapi saya cari-cari di Cimahi susah sih.. Balapan pun belum pernah karena di kampung tidak ada teman mainnya.

Itu kira-kira 10 tahun yang lalu. Nah, kira-kira akhir Januari kemarin, saya iseng googling toko online yang menjual mini 4wd, karena saya tidak tahu di mana bisa membeli mini 4wd original Tamiya di Jakarta. Waktu itu saya ingin membeli setelah mendengar cerita teman saya yang membeli mini 4wd di Bintaro. Tapi yah, karena saya tidak punya kendaraan dan hampir tidak ada waktu untuk jalan, akhirnya saya cari toko online saja. Eh, akhirnya ketemu www.tokomini4wd.com. Wah.. rasanya seperti.... apa ya.... senang sekali... Saya coba pesan Mantaray MKII seri pro yang chassisnya MS dan beberapa parts. Ternyata barangnya cepat sekali dikirim, memang profesional pelayanannya.

Sekarang saya sudah punya 4 mini 4wd: Mantaray MKII, Avante MKII Black, Knuckle Breaker Black special, dan Variatron. Belum punya keinginan untuk balap sih, hanya untuk pajangan saja... :) Sekarang saya sedang menunggu kedatangan Savanna Leo dan Max Breaker TRF.

Masa kecil kurang bahagia? Saya kira tidak juga sih, waktu kecil saya banyak mainan (walaupun murah-murah) dan teman bermain plus tempat bermain yang luaaaas sekali. Hanya saja keinginan untuk memiliki mini 4wd original Tamiya baru bisa terpenuhi sekarang :) Salah satu keahlian saya memang "menahan keinginan"... :) apalagi waktu kecil, beli mainan setahun sekali man! waktu Natalan.. :)

Next post mungkin akan saya muat beberapa foto mobilan yang saya miliki. Sekarang mini 4wd saya bawa saja ke kantor untuk pajangan. Beberapa orang berkata sambil tertawa: 'anes sekarang umurnya berapa sih?', 'Ya ampun.. udah lama nes?', 'Hari gini masih mainan tamiya?'. Well, whatever lah :) I believe that we can't see men's maturity from the toys they are playing with... :D

Yiieeehaaaw... Hidup mini 4wd!!